Allah
ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ
وَنَعِيمٍ * فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ
الْجَحِيمِ * كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria
dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka
memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan
minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan” [QS. Ath-Thuur : 17-19].
وَحُورٌ عِينٌ * كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ
الْمَكْنُونِ * جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan
(di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang
tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan” [QS. Al-Waaqi’ah : 24].
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ
طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ
“(Yaitu)
orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam
surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan" [QS.
An-Nahl : 32].
أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Adapun
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka
surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka
kerjakan” [QS. As-Sajdah :
19].
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي
أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan
itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu
kerjakan” [QS. Az-Zukhruf : 72].
Baa’
dalam
kalimat ‘bimaa kuntum ta’maluun/bimaa kaanuu ya’maluun’ adalah baa’
sababiyyah, yang menunjukkan bahwa amal-amal shaalih menjadi sebab
pelakunya masuk ke dalam surga. Orang-orang yang Allah matikan mereka
dalam keadaan merugi, berharap diberi kesempatan hidup kembali untuk beramal
kebaaikan yang dengannya ia dapat masuk ke dalam surga.
حَتَّى
إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ * لَعَلِّي أَعْمَلُ
صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ
وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“(Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang
dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar
aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”
[QS. Al-Mukminuun : 99-100].
وَلَوْ
تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا
أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
“Dan
(alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang
berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata):
"Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami
(ke dunia), kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang yakin" [QS. As-Sajdah : 12].
Adapun
dalil-dalil dari hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam sangatlah
banyak. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam sangat sering bersabda
tentang amal-amal shalih yang dapat menyebabkan pelakunya masuk ke dalam surga.
Diantaranya:
عَنْ
أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، " أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ، قَالَ:
مَا لَهُ، مَا لَهُ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَبٌ
مَا لَهُ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ،
وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ "
Dari
Abu Ayyuub radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya ada seorang laki-laki
berkata kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Beritahukanlah
kepadaku satu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga”. Seseorang
berkata : “Apa yang ia miliki, apa yang ia miliki ?”. Beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam menjawab : “Agaknya yang ia tanyakan penting baginya.
Amal yang dapat memasukkanmu ke dalam surga adalah engkau beribadah kepada
Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan menyambung silaturahim” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 1396 & 5982 & 5983 dan Muslim no. 13].
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي سَفَرٍ، فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ وَنَحْنُ نَسِيرُ فَقُلْتُ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ، وَيُبَاعِدُنِي
عَنِ النَّارِ، قَالَ: " لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ
لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ، تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا
تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ
رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ
Dari
Mu’aadz bin Jabal, ia berkata : “Aku pernah bersama Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam dalam satu perjalanan. Lalu suatu ketika aku berada di
dekat beliau dalam keadaan kami sedang dalam perjalanan. Aku bertanya :
"Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku satu amalan yang memasukkanku
ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka’. Beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Sungguh engkau bertanya tentang sesuatu
yang besar. Padahal, ia sebenarnya mudah (dilakukan) bagi siapa saja yang dimudahkan
oleh Allah. Yaitu, engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadlaan, dan menunaikan
ibadah haji” [Diriwayatkan oleh Ahmad 5/231, At-Tirmidziy no. 2616,
An-Nasaa’iy dalam Al-Kubraa no. 11394, dan Ibnu Maajah no. 3973;
dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/42-43].
عَنْ
أَبِي مُوسَى أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ "
Dari
Abu Muusaa : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda : “Barangsiapa yang shalat pada dua waktu dingin (Shubuh dan
‘Ashar), niscaya masuk surga” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 574 dan
Muslim no. 635].
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً
إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ "
Dari
Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai 99
(sembilan puluh sembilan) nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang
menghitungnya[1],
niscaya ia masuk surga” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6410 dan Muslim
no. 2677].
Kemudian,
timbul kemusykilan dengan adanya beberapa hadits yang menyatakan amalan tidak
menyebabkan seseorang masuk ke dalam surga, diantaranya:
عَنْ
جَابِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
" لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ
النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ "
Dari
Jaabir, ia berkata : Aku mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
: “Tidak ada seorang pun di antara kalian yang amalannya memasukkannya ke
dalam surga dan melindunginya dari neraka. Tidak juga aku, kecuali dengan
rahmat dari Allah” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2817].
عَنْ
عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "
سَدِّدُوا، وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا الْجَنَّةَ
عَمَلُهُ "، قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: " وَلَا
أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ "
Dari
‘Aaisyah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Beramallah
sesuai sunnah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar gembira,
sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya”. Para
shahabat berkata : “Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?”. Beliau
bersabda : “Begitu juga denganku, namun Allah melimpahkan rahmat dan
ampunan-Nya kepadaku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6464 & 6467
dan Muslim no. 2818].
Untuk
menjawabnya, prinsip yang harus dipegang dalam hal ini adalah tidak ada dan
tidak akan pernah ada pertentangan antara ayat Al-Qur’an dan hadits shahih.
Asy-Syaafi’iy rahimahullah berkata:
ولا تكون سنة أبدا تخالف
القرآن
Beberapa
ulama mencoba menjelaskan pemahaman dengan penjamakan antara nash-nash
tersebut.
An-Nawawiy rahimahullah berkata:
وَفِي
ظَاهِر هَذِهِ الْأَحَادِيث : دَلَالَة لِأَهْلِ الْحَقّ أَنَّهُ لَا يَسْتَحِقّ
أَحَد الثَّوَاب وَالْجَنَّة بِطَاعَتِهِ ، وَأَمَّا قَوْله تَعَالَى :
{اُدْخُلُوا الْجَنَّة بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} { وَتِلْك الْجَنَّة الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا
بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ } وَنَحْوهمَا مِنْ الْآيَات الدَّالَّة عَلَى أَنَّ
الْأَعْمَال يُدْخَل بِهَا الْجَنَّة ، فَلَا يُعَارِض هَذِهِ الْأَحَادِيث ، بَلْ
مَعْنَى الْآيَات : أَنَّ دُخُول الْجَنَّة بِسَبَبِ الْأَعْمَال ، ثُمَّ
التَّوْفِيق لِلْأَعْمَالِ وَالْهِدَايَة لِلْإِخْلَاصِ فِيهَا ، وَقَبُولهَا
بِرَحْمَةِ اللَّه تَعَالَى وَفَضْله ، فَيَصِحّ أَنَّهُ لَمْ يَدْخُل بِمُجَرَّدِ
الْعَمَل . وَهُوَ مُرَاد الْأَحَادِيث ، وَيَصِحّ أَنَّهُ دَخَلَ بِالْأَعْمَالِ
أَيْ بِسَبَبِهَا ، وَهِيَ مِنْ الرَّحْمَة . وَاَللَّه أَعْلَم
“Dan (makna) dalam dhahir hadits-hadits ini merupakan petunjuk bagi
ahlul-haq bahwa seseorang tidak berhak mendapatkan pahala dan surga karena
ketaatannya. Adapun firman Allah ta’ala : ‘Masuklah kamu ke dalam
surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan’ (QS. An-Nahl : 32), ‘Dan itulah surga yang
diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan’ (QS. Az-Zukhruf : 72) dan ayat-ayat
yang lain menunjukkan bahwa amal-amal dapat memasukkannya ke dalam surga. Tidak
ada pertentangan dalam hadits-hadits tersebut. Namun makna ayat-ayat ini adalah
bahwa masuknya (seseorang) ke dalam surga dengan sebab amal-amal (shalih),
kemudian Allah memberikan taufiq untuk beramal dan hidayah untuk ikhlash dalam
amalan tersebut. Diterimanya amalan-amal itu dengan rahmat Allah ta’ala dan
karunia-Nya. Maka benar, bahwasannya seseorang tidak masuk surga dengan sekedar
amalan semata. Itulah yang dimaksud dalam hadits-hadits. Dan benar pula
bahwasannya seseorang masuk surga dengan sebab amal-amal, dan itu termasuk
rahmat, wallaahu a’lam” [Syarh Shahiih Muslim, 17-160-161].
Ibnu Katsiir rahimahullah saat mengomentari QS. Az-Zukhruuf ayat 72
berkata :
أي
: أعمالكم الصالحة كانت سببا لشمول رحمة الله إياكم، فإنه لا يدخل أحدًا عمله
الجنة، ولكن بفضل من الله ورحمته. وإنما الدرجات تفاوتها بحسب عمل الصالحات.
“Yaitu
: amal-amal shaalih kalian yang menjadi sebab kalian diliputi rahmat.
Karena, tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalnya semata, akan
tetapi (ia masuk surga) karena rahmat dan karunia Allah. Hanya saja perbedaan
derajat dapat diperoleh berdasarkan amal-amal shaalihnya” [Tafsir Ibni
Katsiir, 7/239-240].
Ibnu
Hajar rahimahullah berkata:
وَيَظْهَر لِي فِي الْجَمْع بَيْن الْآيَة
وَالْحَدِيث جَوَاب آخَر وَهُوَ أَنْ يُحْمَل الْحَدِيث عَلَى أَنَّ الْعَمَل مِنْ
حَيْثُ هُوَ عَمَل لَا يَسْتَفِيد بِهِ الْعَامِل دُخُول الْجَنَّة مَا لَمْ
يَكُنْ مَقْبُولًا . وَإِذَا كَانَ كَذَلِكَ فَأَمْر الْقَبُول إِلَى اللَّه
تَعَالَى ، وَإِنَّمَا يَحْصُل بِرَحْمَةِ اللَّه لِمَنْ يَقْبَل مِنْهُ ، وَعَلَى
هَذَا فَمَعْنَى قَوْله ( اُدْخُلُوا الْجَنَّة بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ) أَيْ
تَعْمَلُونَهُ مِنْ الْعَمَل الْمَقْبُول
“Dan
yang nampak bagiku dalam penjamakan anatara ayat-ayat dan hadits adalah jawaban
yang lain, yaitu membawa makna hadits bahwa amal itu sendiri tidak memberikan
manfaat bagi pelakunya untuk masuk ke dalam surga selama tidak diterima (oleh
Allah). Jika demikian, maka perkara diterimanya amalan oleh Allah ta’ala hanya
dicapai dengan rahmat Allah bagi orang yang amalnya diterima. Oleh karena itu,
makna firman Allah : ‘Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang
telah kamu kerjakan’ (QS. An-Nahl : 32), yaitu : yang engkau lakukan dari
amal-amal yang diterima (oleh Allah)” [Fathul-Baariy, 11/296].
Ibnu
Rajab rahimahullah mengomentari hadits di atas:
وهذا يدلُّ على شدَّةِ اهتمامِ معاذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بالأعمال الصَّالحة ، وفيه دليلٌ على أنَّ الأعمالَ سببٌ لدخول الجنَّة
، كما قال تعالى : وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ
تَعْمَلُونَ .
وأما قولُه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( لَنْ يدخُلَ أحدٌ منكُمُ الجنَّة بِعمَلِه )) فالمراد - والله أعلم
- أنَّ العملَ بنفسه لا يستحقُّ به أحدٌ الجنَّة لولا أنَّ الله جعله - بفضله
ورحمته - سبباً لذلك ، والعملُ نفسُه من رحمة الله وفضله على عبده ، فالجنَّةُ وأسبابُها
كلٌّ من فضل الله ورحمته .
“Ini
menunjukkan kuatnya perhatian Mu’aadz radliyallaahu ‘anhu terhadap
amal-amal shalih. Dan dalam hadits tersebut terdapat dalil bahwa amal-amal
(shalih) merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam surga, sebagaimana difirmankan
Allah ta’ala : ‘Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu
disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan’ (QS. Az-Zukhruf : 72).
Adapun
sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam : ‘Salah seorang di
antara kalian tidak akan masuk surga dengan sebab amalnya’, maka dimaksudnya
adalah – wallaahu a’lam – bahwa amal itu sendiri tidak membuat seseorang
berhak mendapatkan surga seandainya Allah – dengan karunia dan rahmat-Nya – tidak
menjadikannya (amal) sebab untuk itu. Dan amal itu sendiri termasuk rahmat
Allah dan karunia-Nya terhadap hamba-Nya. Maka, surga dan sebab-sebabnya,
semuanya termasuk karunia Allah dan rahmat-Nya” [Jaami’ul-‘Ulul wal-Hikam,
hal. 604-605].
Penjelasan
para ulama di atas saling menguatkan dan melengkapi. Surga bukanlah pengganti
dari amal, karena ia tidak setara. Dzat amal ketaatan tidak menyebabkan pelakunya
masuk surga, tanpa rahmat dan karunia-Nya. Namun seseorang yang melakukan amal
ketaatan, maka ia akan diliputi oleh rahmat Allah, sebagaimana firman-Nya:
وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا
وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik” [QS. Al-A’raaf : 56].
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ
بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami” [QS. Al-A’raaf : 156].
Kemudian, dengan rahmat Allah juga, dilipatgandakan pahala amal shalih – meski sedikit –
dan menjadikannya sebab pelakunya ke dalam surga. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya
Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan
dari sisi-Nya pahala yang besar” [QS. An-Nisaa’ : 40].
Bahkan
hanya dengan rahmat dan karunia Allah lah, orang yang tidak pernah beramal
kebaikan sedikitpun - selain amal ketauhidan - dimasukkan ke dalam surga
setelah hangus terbakar di dalam neraka[2].
Allah lipatgandakan amalan ketauhidan tersebut sehingga menyelamatkannya dari
kekekalan neraka.
Wallaahu
a’lam bish-shawwaab.
حَدَّثَنِي
سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنِي حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ
أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ مرفوعا : .........حَتَّى
إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا
مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً لِلَّهِ فِي اسْتِقْصَاءِ الْحَقِّ
مِنْ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِإِخْوَانِهِمْ الَّذِينَ فِي
النَّارِ يَقُولُونَ رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ
وَيَحُجُّونَ فَيُقَالُ لَهُمْ أَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمْ
عَلَى النَّارِ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا قَدْ أَخَذَتْ النَّارُ إِلَى
نِصْفِ سَاقَيْهِ وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا مَا بَقِيَ
فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ فَيَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ
فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا
كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا أَحَدًا مِمَّنْ
أَمَرْتَنَا ثُمَّ يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ
نِصْفِ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ
يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا ثُمَّ
يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ
فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ
نَذَرْ فِيهَا خَيْرًا وَكَانَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ يَقُولُ إِنْ لَمْ
تُصَدِّقُونِي بِهَذَا الْحَدِيثِ فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ { إِنَّ اللَّهَ لَا
يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ
لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا } فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ شَفَعَتْ
الْمَلَائِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ وَلَمْ يَبْقَ
إِلَّا أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنْ النَّارِ فَيُخْرِجُ
مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ قَدْ عَادُوا حُمَمًا
فَيُلْقِيهِمْ فِي نَهَرٍ فِي أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ نَهَرُ
الْحَيَاةِ فَيَخْرُجُونَ كَمَا تَخْرُجُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ أَلَا
تَرَوْنَهَا تَكُونُ إِلَى الْحَجَرِ أَوْ إِلَى الشَّجَرِ مَا يَكُونُ إِلَى
الشَّمْسِ أُصَيْفِرُ وَأُخَيْضِرُ وَمَا يَكُونُ مِنْهَا إِلَى الظِّلِّ يَكُونُ
أَبْيَضَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّكَ كُنْتَ تَرْعَى بِالْبَادِيَةِ
قَالَ فَيَخْرُجُونَ كَاللُّؤْلُؤِ فِي رِقَابِهِمْ الْخَوَاتِمُ يَعْرِفُهُمْ
أَهْلُ الْجَنَّةِ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ الَّذِينَ أَدْخَلَهُمْ اللَّهُ
الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلَا خَيْرٍ قَدَّمُوهُ ثُمَّ
يَقُولُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ فَمَا رَأَيْتُمُوهُ فَهُوَ لَكُمْ فَيَقُولُونَ
رَبَّنَا أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنْ الْعَالَمِينَ فَيَقُولُ
لَكُمْ عِنْدِي أَفْضَلُ مِنْ هَذَا فَيَقُولُونَ يَا رَبَّنَا أَيُّ شَيْءٍ
أَفْضَلُ مِنْ هَذَا فَيَقُولُ رِضَايَ فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ
أَبَدًا
Telah menceritakan
kepadaku Suwaid bin Sa'iid, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Hafsh bin
Maisarah, dari Zaid bin Aslam, dari 'Athaa' bin Yasaar, dari Abu Sa'iid
Al-Khudriy secara marfu’ : “…… Sehingga ketika
orang-orang mukmin terbebas dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada
ditangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian yang begitu gigih memohon
kepada Allah di dalam menuntut al-haq pada hari kiamat untuk saudara-saudaranya
yang berada di dalam neraka. Mereka berseru : ‘Wahai Rabb kami, mereka selalu
berpuasa bersama kami, shalat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” Maka
dikatakan kepada mereka : “Keluarkanlah orang-orang yang kalian ketahui.” Maka
bentuk-bentuk mereka hitam kelam karena terpanggang api neraka, kemudian mereka
mengeluarkan begitu banyak orang yang telah dimakan neraka sampai pada
pertengahan betisnya dan sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata :
‘Wahai Rabb kami, tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah engkau
perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka
barangsiapa yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat dinar, maka
keluarkanlah dia’. Mereka pun mengeluarkan jumlah yang begitu banyak, kemudian
mereka berkata : ‘Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya
seorangpun yang telah Engkau perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah berfirman
: ‘Kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan didalam hatinya
kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah dia’. Maka mereka pun
mengeluarkan jumlah yang banyak. Kemudian mereka berkata lagi : ‘Wahai Rabb
kami, kami tidak menyisakan di dalamnya seorang pun yang telah Engkau
perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka siapa
saja yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat dzarrah,
keluarkanlah’. Maka merekapun kembali mengeluarkan jumlah yang begitu banyak.
Kemudian mereka berkata : ‘Wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di dalamnya
kebaikan sama sekali”. Abu Sa'iid Al-Khudriy berkata : "Jika kalian
tidak mempercayai hadits ini silahkan kalian baca ayat :‘Sesungguhnya Allah
tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan
sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari
sisi-Nya pahala yang besar’ (QS. An-Nisaa’ : 40). Allah lalu
berfirman : ‘Para Malaikat, Nabi, dan orang-orang yang beriman telah memberi
syafa’at. Sekarang yang belum memberikan syafa’at adalah Dzat Yang Maha
Pengasih’. Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari dalam neraka. Dari
dalam tersebut Allah mengeluarkan suatu kaum yang sama sekali tidak pernah
melakukan kebaikan, dan mereka pun sudah berbentuk seperti arang hitam.
Allah kemudian melemparkan mereka ke dalam sungai di depan surga yang disebut
dengan sungai kehidupan. Mereka kemudian keluar dari dalam sungai layaknya biji
yang tumbuh di aliran sungai, tidakkah kalian lihat ia tumbuh (merambat) di
bebatuan atau pepohonan mengejar (sinar) matahari. Kemudian mereka (yang tumbuh
layaknya biji) ada yang berwarna kekuningan dan kehijauan, sementara yang
berada di bawah bayangan akan berwarna putih". Para sahabat kemudian
bertanya : "Seakan-akan engkau sedang menggembala di daerah orang-orang
badui ?”. Beliau melanjutkan :"Mereka kemudian keluar seperti mutiara,
sementara di lutut-lutut mereka terdapat cincin yang bisa diketahui oleh
penduduk surga. Dan mereka adalah orang-orang yang Allah merdekakan dan
Allah masukkan ke dalam surga tanpa amalan yang pernah mereka amalkan dan
kebaikan yang mereka lakukan. Allah kemudian berfirman : ‘Masuklah kalian
ke dalam surga. Apa yang kalian lihat maka itu akan kalian miliki’. Mereka pun
menjawab : ‘Wahai Rabb kami, sungguh Engkau telah memberikan kepada kami
sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari penduduk
bumi’. Allah kemudian berfirman : ‘(Bahkan) apa yang telah Kami siapkan untuk
kalian lebih baik dari ini semua’. Mereka kembali berkata : ‘Wahai Rabb, apa
yang lebih baik dari ini semua!’. Allah menjawab : "Ridla-Ku, selamanya Aku
tidak akan pernah murka kepada kalian” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 302].
حَدَّثَنَا
أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " .......فَيَقُولُ:
اذْهَبُوا أَوْ انْطَلِقُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ
خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ، ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا
الْآنَ أُخْرِجُ بِعِلْمِي وَرَحْمَتِي، قَالَ: فَيُخْرِجُ أَضْعَافَ مَا أَخْرَجُوا
وَأَضْعَافَهُ، فَيُكْتَبُ فِي رِقَابِهِمْ عُتَقَاءُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ
يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، فَيُسَمَّوْنَ فِيهَا الْجَهَنَّمِيِّينَ "
Telah menceritakan kepada kami Abun-Nadlr : Telah
menceritakan kepada kami Zuhair : Telah menceritakan kepada kami Abuz-Zubair,
dari Jaabir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam : “……..Allah berfirman : ‘Pergilah (ke neraka). Barangsiapa
yang engkau dapati dalam hatinya iman seberat biji sawi, keluarkanlah’.
Kemudian Allah berfirman : ‘Dan Aku sekarang akan mengeluarkan (orang-orang
beriman yang masih ada di dalam neraka) dengan ilmu-Ku dan rahmat-Ku”.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Lalu Allah
mengeluarkan dalam jumlah berlipat dari yang telah dikeluarkan, dan
melipatkannya lagi jumlahnya. Lalu ditulis di leher orang-orang tersebut :
‘orang-orang yang dibebaskan oleh Allah ‘azza wa jalla (dari neraka)’. Kemudian
mereka masuk ke dalam surga, yang mereka itu dinamai : Al-Jahannamiyyiin”
[Diriwayatkan oleh Ahmad 3/325; sanadnya shahih].
Ibnu
Katsiir rahimahullah berkata :
أن
الاستثناء عائد على العصاة من أهل التوحيد ممن يخرجهم الله من النار بشفاعة
الشافعين من الملائكة والنبيين والمؤمنين حتى يشفعون في أصحاب الكبائر ثم تأتي
رحمة أرحم الراحمين فتخرج من النار من لم يعمل خيرا قط وقال يوما من الدهر لا إله
إلا الله كما وردت بذلك الأخبار الصحيحة المستفيضة عن رسول الله صلى الله عليه
وسلم بمضمون ذلك من حديث أنس وجابر وأبي سعيد وأبي هريرة وغيرهم من الصحابة ولا
يبقى بعد ذلك في النار إلا من وجب عليه الخلود فيها
“Bahwasannya pengecualian itu kembali pada orang yang
bermaksiat dari orang-orang yang mentauhidkan Allah, yaitu dari kalangan
orang-orang yang dikeluarkan Allah ta’ala dari neraka dengan syafa’at
orang-orang yang dapat memberikan syafa’at dari kalangan malaikat, nabi, dan
orang-orang mukmin, hingga mereka memberi syafa’at kepada para pelaku dosa
besar. Lalu datanglah rahmat dari Allah Yang Maha Penyayang, hingga dikeluarkanlah
dari neraka orang-orang yang tidak pernah beramal kebaikan sedikit pun, dimana
mereka pernah mengucapkan pada satu waktu (dalam kehidupannya) : Laa ilaha
illallaah (Tidak ada tuhan yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah),
sebagaimana hal tersebut terdapat dalam hadits-hadits shahih yang berasal dari
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dari hadits Anas, Jaabir, Abu
Sa’iid, Abu Hurairah, dan yang lainnya dari kalangan shahabat radliyallaahu
‘anhum. Tidaklah tersisa setelah itu di neraka
kecuali orang yang telah ditetapkan bagi mereka untuk kekal di dalamnya…..” [Tafsiir
Ibni Katsiir, 7/473].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar