Penulis: Rizki Maulana
Hati terasa keras…
Nasehat sudah sering terdengar…. lantunan ayat…sentuhan sabda-sabda Nabi…petuah-petuah para ulama….akan tetapi…??
Kenapa bisa demikian…?? Akankah hati telah kaku karena telah tenggelam dalam kilauan kemaksiatan…terlena dalam gemerlap dunia…??
Akankah mata ini mengalirkan tangisannya…jika hati telah keras membatu..?
Hati mencari kekhusyu'an dalam sholat…akan tetapi kekhusyuan lari menjauh seakan-akan memusuhi hati
Diantara prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jam'ah adalah naik turunnya
keimanan seseorang, naik karena ketaatan, dan turun karena kemaksiatan.
Karenanya hendaknya seorang muslim memperhatikan imannya, jika ia merasa
turunnya keimanannya maka hendaknya ia berusaha untuk memperbaruinya.
Karena turunnya iman mempengaruhi kondisi hati, semakin turun keimanan
semakin keraslah hati, dan semakin sulit tersentuh dan terpengaruh
dengan ayat-ayat Al-Quraan maupun nasehat-nasehat Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
إنّ
الإِيمانَ لَيَخْلَقُ في جَوْفِ أحدِكُمْ كما يَخْلَقُ الثَّوْبُ
فاسْأَلُوا اللَّهَ تعالى أن يُجَدِّدَ الإِيمانَ في قُلُوبِكُمْ
"Sesungguhnya
iman akan usang di dalam tubuh kalian sebagaimana usangnya baju, maka
hendaknya kalian memohon kepada Allah agar Allah memperbarui keimanan
dalam hati-hati kalian" (HR Al-Haakim no 5 dan dihasankan oleh
Al-Haitsami dalam Maj'ma' Az-Zawaaid 1/212 dan dishahihkan oleh
Al-Albani dalam As-Shahihah no 1585)
Karenanya terkadang cahaya
hati seorang mukmin diliputi oleh kabut kemaksiatan. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنَ الْقُلُوْبِ
قَلْبٌ إِلاَّ وَلَهُ سَحَابَةٌ كَسَحَابَةِ الْقَمَرِ ، بَيْنَا الْقَمَرِ
مُضِيْءٌ إِذْ عَلَتْهُ سَحَابَةٌ فَأَظْلَمَ ، إِذْ تَجَلَّتْ عَنْهُ
فَأَضَاءَ
"Tidak ada satu hatipun kecuali ada semacam awan
sebagaimana awan yang menutupi rembulan. Tatkala rembulan sedang
bersinar tiba-tiba ada segumpal awan yang menutupinya hingga menjadi
gelap. Jika telah pergi meninggalkan rembulan maka (kembali) bersinar" (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim di Al-Hilyah 2/196 dan dihasankan oleh Al-Albani no 2268)
Terkadang
segumpal awan datang dan menutupi cahaya rembulan, akan tetapi setelah
beberapa waktu maka pergilah gumpalan awan tersebut dan jadilah rembulan
bersinar kembali di langit. Demikian pula dengan hati seorang mukmin,
terkadang cahayanya tertutup dengan kabut kemaksiatan, akan tetapi jika
ia berusaha untuk meningkatkan keimanannya dengan meminta pertolongan
kepada Allah maka akan pergilah kabut kemaksiatan tersebut dan
kembalilah hatinya bercahaya.
Yang jadi permasalahan jika hati tidak menyadarinya, atau
bahkan menyadarinya akan tetapi membiarkan dirinya berlezat-lezatan
dengan kemaksiatan dan dosa sehingga membiarkan kabut kemaksiatan
tersebut bertumpuk-tumpuk…jadilah hati menjadi kaku dan keras…
Diantara
perkara yang bisa melembutkan hati yang telah terlanjur keras membatu
adalah menangis….merenungkan akhirat untuk menangis…
TANGISAN NABI DALAM SHOLAT
Dari 'Atoo beliau berkata, "Aku dan 'Ubaid bin 'Umair menemui Aisyah, maka 'Asiyah berkata kepada 'Ubaid bin 'Umair,
قَدْ آنَ لَكَ أَنْ تَزُورَنَا؟
"Sudah saatnya sekarang engkau mengunjungi kami?"
Maka 'Ubaid bin 'Ubair menjawab,
أَقُولُ يَا أُمَّهْ كَمَا قَالَ الْأَوَّلُ: زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا
"Wahai
ibuku…, aku berkata sebagaimana perkataan orang-orang terdahulu
"Jarangkanlah menunjungi maka niscaya akan menambah kecintaanmu !"
Aisyah berkata,
دَعُونَا مِنْ رَطَانَتِكُمْ هَذِهِ
"Tinggalkan bahasa asingmu (*pepatah) itu"
'Ubaid bin 'Umair berkata,
أَخْبِرِينَا بِأَعْجَبِ شَيْءٍ رَأَيْتِهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
"Kabarkanlah
kepada kami tentang sesuatu yang paling menakjubkan yang pernah engkau
lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?"
Aisyah pun terdiam, kemudian ia berkata,
لَمَّا
كَانَ لَيْلَةٌ مِنَ اللَّيَالِي، قَالَ: «يَا عَائِشَةُ ذَرِينِي
أَتَعَبَّدُ اللَّيْلَةَ لِرَبِّي» قُلْتُ: وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ
قُرْبَكَ، وَأُحِبُّ مَا سَرَّكَ، قَالَتْ: فَقَامَ فَتَطَهَّرَ، ثُمَّ
قَامَ يُصَلِّي، قَالَتْ: فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ حِجْرَهُ،
قَالَتْ: ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ لِحْيَتَهُ،
قَالَتْ: ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ الْأَرْضَ،
فَجَاءَ بِلَالٌ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلَاةِ، فَلَمَّا رَآهُ يَبْكِي، قَالَ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِمَ تَبْكِي وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا
تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرَ؟، قَالَ: «أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا،
لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ، وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا
وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا {إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ...
}» الْآيَةَ كُلَّهَا [آل عمران: 190]. [5: 47]
"Di suatu malam Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Aisyah…, biarkanlah aku beribadah kepada Robku mala mini"
Aku berkata, "Demi Allah, sungguh aku sangat suka berdekatan denganmu,
(akan tetapi) aku suka apa-apa yang membuatmu senang" Maka Nabipun
berdiri dan bersuci lalu beliau sholat. Maka beliau terus
menangis hingga tangisan beliau membasahi pangkuan beliau (*tatkala
duduk)…, kemudian beliau terus menangis hingga membasahi janggut
beliau.., kemudian beliau terus menangis hingga membasahi lantai.
Lalu datang Bilal mengumandangkan adzan sholat subuh. Tatkala Bilal
melihat Nabi menangis maka Bilalpun berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa
engkau menangis?, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah
lalu maupun yang akan datang?".
Nabi berkata,
«أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا، لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ، وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا
"Tidakkah
aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?, sungguh telah turun kepadaku
malam ini sebuah ayat, celaka orang yang membacanya dan tidak
merenungkannya"
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
"Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal…." (QS Ali
Imron : 190 dst) (HR Ibnu Hibbaan dalam shahihnya no 620, dishahihkan
oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 68 dan juga oleh Syu'aib
Al-Arnauuth)
Lihatlah…bagaimana kondisi Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam tatkala berdiri di hadapan Allah dengan melantunkan ayat-ayat
Al-Qur'an. Sebuah ayat membuat beliau menangis…menangis… dan menangis….
hingga tangisan beliau membasahi lantai…, beliau menangis hingga terbit
fajar. Padahal beliau telah diampuni dosa-dosa beliau baik yang telah
lalu maupun yang akan datang…bahkan telah dijamin masuk surga…akan
tetapi demikianlah hati beliau bersama Al-Quran.
Lantas…bagaimana dengan kita …yang tidak tahu apakah dosa-dosa kita yang bertumpuk-tumpuk diampuni atau tidak??
Abdullah bin Asy-Syikkhiir radhiallahu 'anhu berkata
رَأَيْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا وَفِي
صَدْرِهِ أَزِيْزٌ كَأَزِيْزِ الْمِرْجَلِ مِنَ الْبُكَاءِ
"Aku
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami dan di
dada beliau ada suara sebagaimana suara air yang sedang mendidih karena
tangisan" (HR Abu Dawud no 904, At-Thirmidzi di Syamaail no 321,
dan An-Nasaai no 1214. Ibnu Hajar menyatakan bahwa isnadnya kuat (Fathul
Baari 2/206) dan dishahihkan oleh Al-Albani
Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:
شَيَّبَتْنِي هُوْدٌ و ( الْوَاقِعَة ) وَ(الْمُرْسَلاَت ) وَ(عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ) وَ(إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ)
"Surat Huud, surat Al-Waqi'ah, surat Al-Mursalaat, surat 'An-Naba, dan surat Kuwwirot telah memutihkan rambutku" (HR At-Thirmidzi 3297 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 955)
Sungguh
surat-surat yang dibaca oleh Nabi ini telah memutihkan rambut Nabi
sebelum waktunya. Pengaruh isi dari surat-surat tersebut bukan hanya
mempengaruhi hati Nabi saja, bahkan mempengaruhi jasad belia…rambut
beliau.
Demikian pula para sahabat tatkala sholat nampak pengaruh al-Qur'an yang mereka lantunkan.
Lihatlah bagaimanakah Abu Bakar yang jika sholat beliau tidak bisa menahan air mata beliau.
Aisyah berkata :
لمَاَّ دَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْتِي قَالَ : مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلَِّ بِالنَّاسِ،
Tatkala
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke rumahku (*yaitu
tatkala sakit yang menyebabkan beliau meninggal), ia berkata : "Perintahlah Abu Bakar agar menjadi imam sholat orang-orang"
Maka Aisyah berkata,
يَا
رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ رَقِيْقٌ إِذَا قَرَأَ
الْقُرْآنَ لاَ يَمْلِكُ دَمْعَهُ فَلَوْ أَمَرْتَ غَيْرَ أَبِي بَكْرٍ
"Wahai
Rasulullah, sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang lembut, jika ia
membaca AL-Qur'an maka ia tidak bisa menahan air matanya. Kalau
seandainya engku memerintahkan selain Abu Bakar untuk menjadi imam…."
(HR Al-Bukhari no 664 dan Muslim no 417).
Dalam riwayat yang lain Aisyah berkata:
إِنَّ أَبَا بَكْرٍ إِذَا قَامَ فِي مَقَامِكَ لَمْ يَسْمَعِ النَّاسُ مِنَ الْبُكَاءِ
"Sesungguhnya
kalau Abu Bakar berada di posisimu (*menggantikanmu sebagai imam) maka
para makmum tidak bisa mendengar bacaannya karena tangisannya" (HR
Al-Bukhari no 7303)
Demikian pula Umar bin Al-Khottoob, Al-Hasan berkata,
أَنَّ
عُمَرَ قَرَأَ: { إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ
}، فَرَبَا لَهَا رَبْوَةً عِيْدَ مِنْهَا عِشْرِيْنَ يَوْمًا
"Umar
bin Al-Khottoob pernah membaca firman Allah "Sesungguhnya azab Tuhanmu
pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya" (QS At-Thuur
:7-8), maka beliaupun sesak nafas hingga akhirnya beliau dibesuk
karenanya selama 20 hari" (Diriwayatkan oleh Ibnu Katsiir dengan
sanadnya di Tafsirnya, pada tafsir ayat ini)
'Ubaid bin 'Umair berkata,
صَلَّى
بِنَا عُمَرُ صَلاَةَ الْفَجْرِ فَقَرَأَ سُوْرَةَ يُوْسُفَ حَتَّى إِذَا
بَلَغَ : ( وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ ) [ يوسف
: 84 ] بَكَى حَتَّى انْقَطَعَ فَرَكَعَ
"Umar bin Al-Khottoob
mengimami kami sholat subuh, lalu ia membaca surat Yusuf hingga akhirnya
sampai pada ayat "Dan kedua mata Ya'qub menjadi putih karena Kesedihan
dan Dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)"
(QS Yusuf : 84), maka Umarpun menangis hingga tidak mampu melanjutkan
bacaannya lalu iapun ruku" (Syarah Shahih Al-Bukhaari karya Ibnu
Batthool 10/281)
Abdullah bin Syaddaad berkata:
سَمِعْتُ نَشِيْجَ عُمَرَ وَأَنَا فِي آخِرِ الصُّفُوْفِ يَقْرَأُ {إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللهِ}
"Aku
mendengar isakan tangisan Umar, padahal aku berada di saf yang paling
terakhir, Umar membaca ayat: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku
mengadukan kesusahan dan kesedihanku" (QS Yusuf : 86)"
(Atsar ini
mu'alaaq disebutkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya 1/144 sebelum
hadits no 716 pada bab إِذَا بَكَى الإِمَامُ فِي الصَّلاَةِ "Jika Imam
menangis dalam sholat", Dan Ibnu Hajar telah menjelaskan dalam fathul
bari 2/206 bahwasanya atsar ini telah disambung oleh Sa'iid bin
Manshuur, dan sholat Umar tersebut adalah sholat subuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar