Wuquf di arafah mengingatkan kaum muslimin akan adanya pengumpulan yang maha besar nanti di hari kiamat. Kala itu seluruh manusia dari yanh pertama sampai yang terakhir berkumpul untuk menunggu keputusan Allah..
Kedahsyatan hari kiamat itu sudah tidal diragukan lagi. Allah berfirman:
وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّاا
“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Rabbmu dengan berbaris” (al-Kahfi: 48)وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu) tidak sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (al-Haqqah: 18)
Pada hari kiamat itu, Allah mengumpulkan semua hamba-Nya, sebagaimana Firman-Nya:
لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ رَيْبَ فِيه
“Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya.” (an-Nisa’: 87)
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ
“(Ingatlah) hari (yang di waktu itu)
Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah
hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan.” (at-Taghabun: 9)
الآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوعٌ لَّهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُودٌ
“Hari kiamat itu adalah suatu hari
yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya dan hari itu adalah
suatu hari yang disaksikan (oleh semua makhluk)” (Hud: 103)
Pada hari itu tidak ada perbedaan antara umat terdahulu dan terakhir. Semua berkumpul di waktu yang sangat agung itu.قُلْ إِنَّ الْأَوَّلِينَ. وَالْآخِرِينَلَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُومٍ
“Katakanlah, “sesungguhnya
orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian, benar-benar
akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.” (al-Waqi’ah:
49-50)
Mereka akan dikumpulkan di bumi yang berbeda dengan bumi mereka di dunia. Allah berfirman:يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ الأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُواْ للّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi
diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka
semuanya (di padang mahsyar) berkumpul menghadap hadirat Allah Yang Maha
Esa lagi Maha Perkasa”. (Ibrahim: 48)
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasssalam bersabda: “pada hari kiamat kelak, manusia akan dikumpuljan di bumi yang sangat putih berbentuk bulat pipi dan datar seperti roti bulat yang putih tidak ada tanda (bangunan milik siapapun di atasnya).” (HR. Bukhary: 6521)
Maksudnya
mereka dikumpulkan di atas bumi yang datar, tidak ada dataran yang
tinggi maupun rendah, tidak ada pegunungan dan bebatuan dan tidak ada
tanda tempat tinggal maupun bangunan.
Mereka dikumpulkan dalam keadaan tidak
mengenakan sandal, telanjang tidak mengenalan pakaian, dalam keadaan
tidak berkhitan. Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“sesunngguhnya kalian akan
dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan belum
berkhitan.’ lalu beliau membaca firman Allah: ‘sebagaimana kami telah
memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya.’ (al-Anbiya: 104)” (HR. Bukhary: 3349-Muslim: 2860).
Pada hari itu letak matahari semakin dekat ke manusia sehingga jaraknya hanya satu mil saja. Sementara itu tidak ada tempat bernaung kecuali naungan Arasy.
Diantara manusia, ada yang mendapat naungan Arsy dan ada pula yanh terpanggang oleh panasnya matahari.
Panas matahari itu menyengat dan menambah penderitaan serta semakin menambah kegelisahannya. Kala itu, manusia saling berdesakkan dan saling berhimpitan, sehingga terjadi saling dorong, kaki-kaki saling menginjak dan tenggorokan yang kering serta badan yang berdesakkan.
Sehingga tak ayal lagi, keringat bercucuran ke tanah. Sehingga membasahi kaki-kaki mereka sesuai dengan kedudukan dan kedekantan mereka dengan Rabb mereka.
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan kemanusia hingga kira-kira sebatas satu mil. Lalu
manusia berkeringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara merka ada
yang berkeringat hingga (merendam) tumitnya, diantara mereka ada yang
berkeringat sampai lutu, diantara mereka ada yang berkeringat sampai
pinggangnya, dan ada yang dikemdalikan oleh keringatnya sendiri.” (HR. Muslim: 2864)
“Tidak ada seorangpun pemilik emas
dan perak yang tidak mengeluarkan zakatnya melainkan di hari kiamat akan
dibuatkan setrika dari api yang dinyalakan dalam neraka. Lalu disetrika
pada perut, dahi dan punggungnya.” (HR. Muslim: 987)
Ditulis oleh:Omar Ibrahim Al-Imanulmuslim
*Sumber:
Disadur dari Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Abbad.
Majalah as-Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar