Berikut ini kami mengutip tulisan Prof. Dr. Hamka dari salah satu bukunya1, di mana beliau membahas tentang wahabi2.3
Mari kita baca tulisan Buya Hamka berikut ini. Beliau menulis:4
“Pada zaman Amangkurat IV, dengan kehendak Belanda diusirlah beberapa Muballigh Wahabi
yang datang ke Jawa hendak mengajarkan Islam yang bersih kepada
penduduk. Bahkan Amangkurat sendiri pun tertarik pada ajaran itu. Begitu
pun keturunannya Pangeran Abdul Hamid Diponegoro, terang-terang hendak
mendirikan Kerajaan Islam, dengan beliau sendiri menjadi Amiril Mukminin
di tanah Jawa. Beliau ganti pakaian Jawa Lama dengan jubah dan serban.
Maksud beliau niscaya akan berhasil, seandainya Kompeni tidak campur
tangan.”5
Di halaman 62 beliau menulis tentang Tuanku Imam Bonjol:6
“Dia mencampungkan diri ke dalam gerakan
Paderi, setelah sampai seruan Tuanku Nan Renceh dari Kamang ke Bonjol.
Dan Tuanku Nan Renceh menerima pula pelajaran itu daripada tiga Tuanku
yang pulang dari Makkah, membawa pokok pelajaran Tauhid yang suci bersih, menurut pandangan Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahabi).”7
Di halaman 96 beliau menulis:8
“Ketakutan Belanda itu bertambah lagi karena abad ke 19 sudah datang gerakan agama Islam yang militan langsung dari Makkah, menggerakkan umat Islam dan membangkitkan semangat Tauhid di alam Minangkabau.
Belanda yang
lebih tahu daripada orang Minangkabau sendiri apa artinya Islam yang
murni, karena mendapat advis dari ahli-ahli Orientalis tentang semangat
Islam, melihat bahwa kemajuan gerakan Islam yang timbul di Padang Darat
itu akan sangat berbahaya bagi rencananya menaklukkan seluruh Sumatera.
Belanda telah mengetahui bahwa gerakan Wahabi di Tanah Arab, yang
telah menjalar ke Minangkabau itu bisa membakar hangus segala rencana
penjajahan, bukan saja di Minangkabau, bahkan di seluruh Sumatera,
bahkan di seluruh Nusantara ini.”9
Disusun oleh Abu Aslam Benny bin Syahmir bin Marbawi
Footnote:
- Buku “Dari Perbendaharaan Lama” karya Prof. Dr. Hamka, certakan III, Penerbit Pustaka Panjimas.
- Buku “Dari Perbendaharaan Lama” adalah buku yang bertemakan sejarah. Di beberapa tempat di dalam buku ini, Buya Hamka membahas tentang wahabi.
- Di zaman kita ini, kata “wahabi” adalah julukan bagi kaum muslimin yang berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush-Shalih. “Wahabi” adalah julukan yang diberikan kepada kaum muslimin yang mendakwahkan tauhid, melarang kesyirikan, mengajak kepada sunnah, anti kepada bid’ah.
- Buku “Dari Perbendaharaan Lama” halaman 34.
- Sampai di sini tulisan Buya Hamka.
- Buku “Dari Perbendaharaan Lama”.
- Sampai di sini tulisan Buya Hamka.
- Buku “Dari Perbendaharaan Lama”.
- Sampai di sini tulisan Buya Hamka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar