Dewi Purnamawati nama saya, kelahiran Solo Th. 1962. Tahun 1971, Mase (panggilan saya kepada ayah) yang pegawai AURI pindah tugas ke P. Lombok sehingga saya besar di P. Lombok sampai lulus SLTA Th. 1981. Kemudian kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta sampai lulus Th. 1985.
Sejak Th. 1986 saya kembali menetap di Solo dan mengabdikan diri sebagai guru listrik di STM Negeri 2 Surakarta yang saat ini nama-nya SMKN V Surakarta.
Pengaruh kekristenan ibu yang aktifis
gereja sangat kuat, Th. 1971 Mase yang semula Islam tidak sekedar
dikristenkan ibu tetapi bahkan berhasil dibina menjadi aktifis
penginjilan yang militan & handal. Mase dianggap punya kelebihan
talenta. Mampu berinteraksi dan mengusir kuasa kegelapan, padahal
kemampuan metafisik/paranormal semacam itu yang mereka anggap kelebihan
dan anugerah Tuhan, dalam kacamata Islam justru indikasi lemahnya
Tauhid, karena menurut ajaran Islam talenta semacam itu sebenarnya
berasal dari setan.
Kami 3 bersaudara -saya dan 2 adik saya-
dididik dengan ketat dalam kehidupan kristen yang taat dan sangat kuat.
Sejak kecil sudah dicekoki doktrin-doktrin kristen. Merendahkan &
apriori terhadap Islam. Harus mampu menampakkan bahwa kristen adalah
KASIH. Digembleng menjadi militan untuk mampu memasuki dan mempengaruhi
kehidupan masyarakat P. Lombok yang mayoritas beragama Islam, kami semua
aktif dalam penginjilan/pemurtadan. Contoh keberhasilan didikan ibu
adalah adik saya laki-laki, sejak kira-kira Th. 1997 ia menjadi pendeta
di daerah Cimahi setelah menamatkan S2 nya di Institut Agama Kristen
TIRANUS Cimahi Bandung.
Dia telah sukses mengkristenkan orang
satu kampung melalui cara mengajarkan dan membantu masyarakat berusaha
dengan mengelola tanaman hidrophonik, sementara adik saya perempuan,
aktif penginjilan di P. Madura. Obsesinya mengkristenkan para kiai.
Sebab peluang itu ada! Kalau malam minggu dia mengamati kiai nyebrang ke
Surabaya, pakaian kiai-nya ditanggalkan dan ganti pakai celana jeans
dan T.Shirt lalu asyik dalam dunia hiburan!.
Saya sendiri, suami pertama adalah
aktifis HMI sekaligus pengurus pengajian yang telah berhasil saya
kristenkan, tetapi akhirnya kami bercerai juga. Memang kristen
mengajarkan “Apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia.” tetapi pendeta akhirnya mengijinkan kami bercerai, ia tidak punya solusi.
Anak saya sejak perceraian itu dipelihara
ibu di Lombok, ia dididik ibu menjadi kristen militan. Tidak boleh saya
ambil untuk saya didik di Solo, kecuali kalau saya balik ke kristen.
Anak saya yang semata wayang itu, untuk mendapatkannya ibarat ‘toh
nyowo’ hampir keguguran sampai 3 kali.
Tepatnya malam 27 Ramadhan th. 2004,
dengan sadar & tanpa beban telah memutuskan hubungan ibu-anak dengan
saya, karena meskipun diiming-imingi, diancam dan menanggung resiko
apapun saya tetap Islam tidak mau balik Kristen. Dengar-dengar sekarang
ini ia kuliah di Jawa mengambil Pastoral Konseling di sekolah theologi,
dalam rangka menjadi seorang pendeta … wallaahu a’lam.
Sejak itu pula saya di PHK keluarga saya.
sama nenek saya , Pakde Bud, Bapak-ibu dan adik-adik yang sejak kecil
saya yang mengasuh, membiayai pendidikan & pernikahan mereka.
Sebenarnya sejak kecil saya sudah sering merasa sangsi, bimbang,
bingung, galau dan ragu dengan ajaran Kristen. Banyak sekali
kejanggalan, banyak hal tidak sesuai dengan akal sehat, tetapi saya
tetap mencoba setia dengan kekristenan saya. Tetap melakukan penginjilan
walau kegalauan semakin hari semakin membengkak dan terasa menyiksa.
Pindah agama Islam? Wow…..sorry! secuilpun tak ada minat, image Islam
tidak menarik sama sekali! kalau benci… memandang rendah …. Ya!.
Namun yang namanya hidayah, kalau Allah
menghendaki maka tidak ada seorangpun yang mampu menolaknya meskipun
semula ia sangat membencinya.
Saya meragukan kesempurnaan Bible, pikir saya “Kalau
buku sudah benar dan sempurna tidak usah direvisi, kalau kitab Injil
sudah sempurna mengapa Allah masih menurunkan Al-Qur’an ?” Itulah yang mengusik logika saya dan meluluhkan keKristenan saya.
Saya mulai
meragukan Kristen, NATAL! Perayaan paling meriah dan ibadah paling
sakral di dalam Kristen dan dirayakan setiap 25 Desember., tetapi
tidak satupun ayat alkitab yang membahasnya atau minimal
menyinggungnya, bahkan terbukti perayaan Natal pada tanggal 25 Desember
adalah perayaan yang merayakan kelahiran berhala-berhala pra Kristen,
yaitu dewa Mithra yang dianggap putra tuhan dan cahaya dunia (dewa
matahari), Osiris, Adonis, Dionysus, Khrisna. Jadi jelas bahwa perayaan
Natal itu mengadopsi dan melestarikan perayaan tuhan-tuhan para
penyembah berhala. Bahkan hari suci mingguan Kristen yang semula
menghormati hari Sabat Yahudi yaitu hari Sabtu, oleh Kaisar Konstantin
digeser dan disesuaikan dengan hari suci mingguan para penyembah berhala
yang memuliakan dewa matahari yaitu Hari Matahari (SUN DAY) / hari
Minggu.
Saya juga mulai meragukan isi Alkitab sendiri, misalnya :
Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun. Imamat 10:9
Dalam ayat
tersebut Allah melarang minum anggur dan mabuk tetapi kenapa dalam Injil
karangan Yohanes 2:7-10 dikisahkan Mukjizat Yesus malah mengubah enam
drum air menjadi anggur yang memabukkan ?
Kiranya ia mencium aku dengan kecupan!
Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur KA 1:2
Tangan kirinya ada di bawah kepalaku,
Tangan kanannya memeluk aku. KA 2:6
Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu
Seperti dua anak rusa buah dadamu,
Seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput
Di tengah-tengah bunga bakung. KA 4:3,5
Pusarmu seperti cawan yang bulat,
Yang tak kekurangan anggur campur.
Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.
Seperti dua anak rusa buah dadamu,
Seperti anak kembar kijang. KA 7:2-3
Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan
Buah dadamu gugusannya.7
Aku ingin memanjat pohon korma itu dan
Memegang gugusan-gugusannya.
Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan
Nafas hidungmu seperti buah apel KA 7:7-8
Kenapa Allah
Yang Maha Esa diakui terdiri dari 3 unsur tuhan tetapi dipaksakan
dikatakan satu (trinitas/- tritunggal)? Seabreg kemusykilan dan seabreg
masalah yang jauh dari akal sehat dan tidak selaras dengan nalar.
Saya jadi malas pergi ke gereja dan
enggan membuka injil karena ada revisinya yaitu Al-Qur’an dan ketika
teman meminjami buku berjudul ‘Akhlak Islam’ masya Allah saya begitu
ta’jub karena hal yang kecil diperhatikan dan ada tuntunan didalam
Islam. Misal sehabis bersenggama wajib mandi besar, yang lewat lebih
dulu memberi salam, istri pergi tidak cukup minta ijin tetapi suaminya
harus ridho. Tentu hal yang besar lebih diperhatikan lagi! Setelah
bertahun-tahun dalam kebimbangan, perenungan dan pergulatan batin serta
berdoa memohon petunjuk kebenaran kepada Tuhan yang sebenar-benarnya
Tuhan, maka saya memutuskan memeluk agama Islam pada Februari 1999.
Beberapa bulan berikutnya saya menikah
untuk kedua kalinya dan yang mengantarkan saya pada Islam. Tetapi
teman-teman saya yang mayoritas Islam tidak berusaha mendakwahi saya,
entah karena tidak PD atau tidak paham bahwa Islam itu agama luar biasa,
sempurna!. Tetapi justru saya yang getol menyampaikan Kristen kepada
mereka.
Setelah keislaman saya, beberapa ujian
datang dari teman-teman/tetangga yang Kristen atau orang Islam yang
mencurigai ke-Islam-an saya, usaha saya bangkrut ditipu kyai yang
berkedok membimbing saya, saya sempat terperosok ke dalam aliran Islam
sesat, suami saya yang staf manajer mengundurkan diri karena
diskriminatif. Ketika semangat Islam saya baru bersemi suami meninggal
dan saya sakit keras dan sedihnya uang di dompet tinggal Rp.10.000,-.
Seminggu kemudian Ibu saya mengultimatum
saya bila memilih Islam biaya hidup mulai kecil dianggap sebagai hutang.
Saat ini saya bergabung di Forum Arimatea Solo dan turut berdakwah
bahayanya kristenisasi dan membentengi umat Islam dari bahaya
pemurtadan. Untuk ini saya sudah 6 kali menerima ancaman, baik akan
dilaporkan di kelurahan, kepolisian dan akan dibunuh, tetapi saya tidak
gentar karena Allah yang Maha Kuasa dan Maha menepati janji telah
menjanjikan “Barang siapa menolong agama Allah maka Allah akan
menolongnya” Dan siapapun tidak akan mampu mendatangkan kemudharatan
jika Allah tidak menghendaki.
Inilah sekelumit perkenalan saya dan liku-liku hidup saya dalam menerima dan mempertahankan hidayah Al-Islam (al-islahonline)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar