Telah terkenal macam-macam tuduhan dari kalangan ‘Aswaja’[1] terhadap Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab rahimahullah sebagai Khawaarij dan pengikut Dajjaal. Itu hanya karena beliau rahimahullah keturunan Bani Tamiim dan lahir di daerah Najd. Itulah ringkasan konstruksi logika mereka.
Tentang
masalah Najd, saya (Rizki Maulana, pent) kira sudah usai permasalahannya karena para ulama telah
mendahului kita dalam membahasnya.[2]
Kemudian tentang masalah Bani Tamiim,.... orang-orang itu mengatakan bahwa
Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab lah (salah satu) yang dimaksud keturunan
bapak Khawaarij generasi pertama, Dzul-Khuwaishirah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ، جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ
التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ: " اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: وَيْلَكَ
وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: دَعْنِي
أَضْرِبْ عُنُقَهُ، قَالَ: دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ
صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ
كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ.........
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad : Telah menceritakan kepada
kami Hisyaam : Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Az-Zuhriy, dari Abu
Salamah, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Ketika Nabi shallallaahu 'alaihi wa
sallam sedang membagi (harta rampasan), tiba-tiba ‘Abdullah bin
Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu berkata : “Berbuat adillah wahai
Muhammad !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Celaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil
?". Mendengar itu ‘Umar bin Al-Khaththaab berkata : “Ijinkanlah aku untuk
memenggal lehernya !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Biarkan saja ia, sebab ia mempunyai beberapa teman yang salah seorang
diantara kalian akan menganggap remeh shalatnya dibanding dengan shalat orang
itu, menganggap remeh puasanya dengan puasa orang itu. (Akan tetapi) mereka
keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya....” [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 6933].
Dalam lain riwayat
disebutkan
beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا
قَوْمٌ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ رَطْبًا لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ
يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ .........
“Akan
keluar dari keturunan orang ini suatu kaum yang senantiasa membaca Al-Qur'an,
namun tetapi tidak melewati kerongongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana
keluarnya anak panah dari busurnya……”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4351].
Jadi, dalil
ini – kata ‘Aswaja’ – cukup
menjadi bukti bahwa Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy
yang kelahiran Najd adalah
tersangka
Khawaarij. Sekaligus,
pengikut
Dajjaal berdasarkan hadits :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو،
قَالَ: سَأَلْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ؟، فَقَالَ: " سَمِعْتُ هُوَ أَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ،
قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ، لَا يَعْدُو تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ
مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ
Telah menceritakan kepada kami Abu bakr bin Abi
Syaibah : telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Mushir, dari Syaibaaniy,
dari Yusair bin ‘Amr, ia berkata : Aku bertanya kepada Sahl bin Hunaif :
“Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan tentang Khawaarij ?”. Ia menjawab : “Aku pernah mendengar beliau
bersabda sambil berisyarat dengan tangannya ke arah Timur : “Satu
kaum yang membaca Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka.
Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 1068].
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ ابْنِ عُمَرَ،
أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَنْشَأُ نَشْءٌ
يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ
"، قَالَ ابْنُ عُمَرَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ : " كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ " أَكْثَرَ مِنْ عِشْرِينَ مَرَّةً،
" حَتَّى يَخْرُجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ "
Telah menceritakan kepada kami Hisyaam bin
‘Ammaar : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Hamzah : Telah menceritakan
kepada kami Al-Auzaa’iy, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Akan tumbuh berkembang para pemuda
yang membaca Al-Qur’an, namun tidak sampai melewati tenggorokan mereka. Setiap muncul
satu generasi akan tertumpas”. Ibnu ‘Umar berkata : Aku mendengar Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Setiap muncul satu generasi
akan tertumpas – lebih dari dua puluh kali kemunculannya – hingga Dajjaal keluar
bersama pasukan mereka” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 174; hasan].
Saya ajak rekan-rekan mencoba sedikit kritis atas usaha keras mereka untuk memperoleh pembenaran itu…….
Tentang hadits Sahl
bin Hunaif akan kemunculan Khawaarij dari arah Timur [Muslim no. 1068], maka dalam riwayat
lain disebutkan bahwa arah Timur itu adalah
‘Iraaq :
حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا
الشَّيْبَانِيُّ، حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ، قُلْتُ لِسَهْلِ بْنِ
حُنَيْفٍ: هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ
شَيْئًا؟، قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَأَهْوَى بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ:
" يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ
تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ
الرَّمِيَّةِ"
Telah menceritakan kepada kami
Muusaa bin Ismaa’iil : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Waahid : Telah menceritakan
kepada kami Asy-Syaibaaniy : Telah menceritakan kepada kami Yusair bin ‘Amru,
ia berkata : Akubertanya kepada Sahl bin Hunaif : “Apakah engkau pernah mendengar
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Khawaarij ?”. Sahl berkata
: “Aku pernah mendengar beliau bersabda sambil mengarahkan
tangannyake ‘Iraaq : “Akan keluar darinya satu kaum yang membaca
Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam
seperti keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 6934].
Apakah Muhammad bin
‘Abdil-Wahhaab dan dakwahnya muncul dari ‘Iraaq ?.[3]
Seandainya kita katakana firqah
Khawaarij itu muncul dari ‘Iraaq berdasarkan hadits di atas, bukankah itu bisa dibenarkan
karena masyhuur dalam riwayat dan lisan para ulama firqah Khawaarij
disebutkan juga firqah Haruuriyyah ?. Disebut Haruuriyyah dikarenakan keluarnya
mereka pertama kali dari daerah Haruuraa’, satu tempat di dekat Kuufah di
negeri ‘Iraaq [Maqaalaatul-Islaamiyyiin 1/207, Al-Farqu Bainal-Firaq hal.
75, dan Syarh Shahiih Muslim lin-Nawawiy 7/170].
Sesuai dengan riwayat :
حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ، أَنَّ أَبَاهُ
حَدَّثَهُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَذَكَرَ الْحَرُورِيَّةَ، فقال: قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ
مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
Telah
menceritakan kepada kami Yahyaa bin Sulaimaan : Telah menceritakan kepadaku
Ibnu Wahb, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Umar, bahwasannya ayahnya
menceritakan kepadanya, dari ‘Abdullah bin ‘Umar dan ia menyebutkan tentang Al-Haruuriyyah,
lalu berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Mereka
keluar dari Islam seperti anak panah keluar dari busurnya” [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 6932].
Apakah
Bani Tamiim yang ada di Najd Hijaaz itu tepat disebut Haruuriyyah ?. Sejak
kapan Najd Hijaaz dinisbatkan sebagai tempat kemunculan kelompok Haruuriyyah ?.
Kemudian,… perhatikan hadits berikut
:
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِي تَمِيمٍ
بَعْدَ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ
يَقُولُهَا فِيهِمْ: " هُمْ أَشَدُّ أُمَّتِي عَلَى الدَّجَّالِ "،
وَكَانَتْ فِيهِمْ سَبِيَّةٌ عِنْدَ عَائِشَةَ، فَقَالَ: " أَعْتِقِيهَا،
فَإِنَّهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ "، وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ، فَقَالَ:
" هَذِهِ صَدَقَاتُ قَوْمٍ أَوْ قَوْمِي "
Dari Abu Hurairah radliyallaahu
‘anhu, iaberkata : “Aku senantiasa mencintai Bani Tamiim setelah aku mendengar
tiga hal dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang berkata tentang
mereka : (1) Mereka adalah umatku yang paling keras permusuhannya terhadap Dajjaal;
(2) Ada seorang tawanan wanita dari kalangan mereka yang ada di sisi ‘Aaisyah, lalu
beliau bersabda : ‘Bebaskanlah ia karena ia merupakan keturunan Ismaa’iil’;
(3) Ketika datang shadaqah/zakat mereka, beliau bersabda : ‘Ini adalah zakat
kaumku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4366].
Jika mereka (baca : ‘Aswaja’) mengatakan
Muhammad bin ‘Abdul-Wahhaab adalah pengikut Dajjaal dengan alasan sekabilah dengan
gembong Khawaarij Dzulkhuwaishirah[4]; lantas,…… kenapa mereka tidak
menghubungkan realitas Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab keturunan Bani Tamiim sebagai
kaum yang paling keras perlawanannya terhadap Dajjaal berdasarkan hadits Abu
Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas?.
Bahkan kalau mereka mau jujur,
hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas lebih pas karena langsung
bicara tentang keadaan Bani Tamiim di akhir jaman. Orang-orang Bani Tamiim justru
menjadi musuh besar Dajjaal. Adapun hadits Dzulkhuwaishirah sebenarnya tidak bicara
tentang BaniTamiim, akan tetapi hanya menjelaskan awal kemunculan paham Khawaarij
dari Dzulkhuwaishirah dan akan muncul orang-orang yang akan mengikuti pemahamannya
dan shahabat-shahabatnya.
Al-Khaththaabiy rahimahullah berkata :
الضئضئ الأصل يريد أنه يخرج من نسله الذين هو أصلهم أو
يخرج من أصحابه وأتباعه الذين يقتدون به ويبنون رأيهم ومذهبهم على أصل قوله
“Makna dli’dli’ adalah asal. Beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam bermaksud bahwa akan keluar dari keturunannya orang-orang
yang ia (Dzulkhuwaishirah) menjadi bibit awal mereka, atau akan keluar dari sahabatnya
atau pengikutnya yang mengikutinya dan membangun pemikiran dan madzhabnya atas dasar
asal ucapannya” [selesai].
Jadi, Khawaarij itu – menurut penjelasan
beliau – tidak mesti terikat dengan hubungan keturunan atau kabilah atau semisalnya.
Orang-orang Khawaarij itu tidak mesti berasal dan berkembang dari Bani Tamiim,
meski awal munculnya dari Dzulkhuwaishirah At-Tamiimiy. Ia dapat berkembang dari
orang-orang yang mengikuti pemikirannya atau pengikut-pengikutnya. Sudah terkenal
bahwa banyak gembong Khawaarij (Haruuriyyah) yang melawan ‘Aliy radliyallaahu
‘anhu bukan termasuk kalangan Bani Tamiim.
Mana yang lebih sesuai diterapkan
pada Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy rahimahullah jika dikaitkan
dengan dalil?. Jawablah yang jujur.
Dengan mengikuti logika mereka,
apapun itu, tidak bisa Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy dikaitkan dengan
Dajjaal berdasarkan alasan karena ia berasal dari Bani Tamiim.
Walhasil, dapat kita lihat bagaimana kegagalan mereka dalam berdalil
untuk menuduh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy sebagai Khawaarij dan pengikut
Dajjaal.
Wallaahul-musta’aan.
[1] Asli Warisah Tanah Jawa!!
[2] Silakan baca serial artikel :
[3] Disebutkan dalam
satu riwayat :
عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ كَعْبٍ، قَالَ:
" يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنَ الْعِرَاقِ "
Dari Ibnu Thaawuus, dari ayahnya, dari Ka’b, ia berkata
: “Dajjaal keluar dari ‘Iraaq” [Diriwayatkan oleh Ma’mar
dalam Jaami’-nya no. 20830; shahih].
Apakah perkataan Ka’b ini cocok dinisbatkan kepada BaniTamiim
yang ada di Najd Hijaaz ?. Bahkan ini lebih cocok dengan hadits tanduk setan
yang menjelaskan makna Najd sebagai ‘Iraaq.
Demi allah swt...sya sebelumnya sangat simpatik terhadap ajaran wahabi yg mengatakan memurnikan ajaran islam sesuai sunah rasulullah tpi sekarang sya sangat anti terhadap wahabi karna suka berkata kasar dan menghina para alim ulama diluar aliran wahabi dan seenaknya mengkafirkan golongan islam diluar mereka....mulut mereka jauh dri ahlak rasulullah.....masuk neraka pun siap asal wahabi lenyap dri muka bumi ini..jgn hina guru2 kami wahai munafiqun
BalasHapusBisa gak antum tunjukan bukti-buktinya SATU saja yaa?
HapusOrang tipe seperti antum ini mendingan diam aja deh yaa!!