Kamis, 22 Mei 2014

DIALOG TENTANG BID'AH HASANAH (LUCU)



DIALOG I: KONTRADIKTTIF

(A) : “Bang, katanya, shalawatan yang abang lakukan ntu bid’ah”.

(B) : “Bid’ah gimana, masak orang demen ngucapan shalawat buat kanjeng Nabi dilarang. Justru dapet pahala”.

(A) : “Bukan masalah shalawatnya bang, katanya, cara abang yang ngumpulin penduduk tiap malem Jum’at buat shalawatan berjama’ah itu yang kagak ada contohnya dari kanjeng Nabi. Bid’ah pan itu namanya…”.

(B) : “Tong, itu namanya bid’ah hasanah. Bid’ah yang baek, karena maksudnya baek. Lagian, gak ada larangan”.

=====
Di lain kesempatan A dan B ketemu ngatre di depan toilet umum


(A) : “Allaahumma baarik lana fii maa razaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban-naar” (lalu A masuk toilet)”.
[setelah A keluar]

(B) : “Tong, doa yang ente baca itu doa mau makan, bukan buat masuk WC”.

(A) : Kemarin ane nemu ni doa di kertas bungkus kacang. Baca terjemahannya, kok bagus, mohon berkah dan dijauhkan dari neraka. Kata abang tempo hari, yang penting baik dan gak ada larangan ngucapinnya. Jadi ane pikir, kalau setiap ane masuk WC ngucapin ini doa, ane pasti dikasih pahala. Kalaupun bid’ah, ya bid’ah hasanah lah”.

(B) : “Bukan gitu tong. Tetep saja itu doa makan. Santri diniyyah aja tau kok. Dan memang gitu yang diajarin pak kiyai sama ane dan santri laennya. Kalau doa masuk toilet tu : Allaahumma a’uudzubika minal-khubutsi wal-khabaaits. Masing-masing doa itu ade tempatnya Tong, jangan bikin aturan sendiri seenaknya”

(A) : “Nah lho, gimana sih Bang ?? Abang sendiri yang kemaren bilang asalkan baek kagak apa-apa diamalkan, kalopun bid’ah ya itu bid’ah hasanah. Jadi ane pikir boleh-boleh saja ngasal doa, yang penting baek Bang.. Lagian kan kagak ada larangannya Bang"

(B) : Emm.. Engg..

“”””””””””””””
Komentar saya (Rizki Maulana):

Demikianlah yang namanya bid’ah (yang dianggap) hasanah : Penuh kontradiksi karena memang tak ada standart yang jelas, dan tak lebih dari sekedar opini menurut masing-masing orang. Baik menurut si A, belum tentu baik menurut si B, baik kata si B, belum tentu baik kata si C, demikian seterusnya. Setiap pelaku bid’ah hasanah pasti mengklaim bahwa amalannya adalah hasanah.

Lantas, apa fungsi Qur’an dan Sunnah kalo masing-masing orang bebas menganggap baik amalannya sendiri-sendiri ???

Kata Imam Syafi’I rahimahullaah :

BARANGSIAPA YANG BER-ISTIHSAN (menganggap baik sebuah perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam AL Qur’an dan Sunnah) maka sungguh dia telah menandingi ALLAH membuat Syariat

Renungkanlah apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud radhiyallaahu anhu :

“Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”(HR. Ad Darimi , atsar Abdullah bin Mas’ud)

DIALOG II: GAK NYAMBUNG!!

Orang yang ngga suka mensyiarkan islam siapa ya ??

Jangan-jangan dalang nya dari yahudi, mereka- mereka bisa saja diperalat atau tidak tau. ,,,,

Memperingati maulid nabi,nuzulul quran, sholawat nariyah, istighosah dan lainya di anggap bidah..
Dianggap sesat, siapa yang sesat, pikir dong,??
Tanggapan :
Apakah yang dimaksud dengan syiar islam? Apakah anda tahu yang dimaksud syiar islam? Syiar islam adalah ajaran-ajaran islam yang diajarkan oleh Rasulullah, atau dikerjakan oleh para sahabat dengan persetujuan rasulullah. Syiar-syiar islam adalah sunnah rasulullah, bukan syiar-syiar yang dibuat-buat oleh selain rasulullah.

Jadi, siapa sebenarnya yang tidak suka syiar islam? Apakah karena anda tidak tahu apa definisi syiar islam? Sehingga malah balik menuduh orang-orang yang berusaha menegakkan syiar islam dengan tuduhan diperalat oleh yahudi?
Tahukah anda, bagaimana sifat orang yahudi? Orang yahudi itu adalah orang yang mengerti hukum, tapi mereka tidak melaksanakannya, mereka melanggarnya.
Orang islam yang mengerti ajaran islam yang benar, lalu dia tidak melaksanakan amalan tersebut, malah melakukan amalan lain yang tidak ada contohnya dari rasulullah, maka ini menyerupai yahudi dalam pemikiran ini.
Apalagi jika lebih jauh lagi, yaitu memberikan julukan jelek, tuduhan jelek kepada orang yang berusaha menjelaskan kepada masyarakat tentang syiar-syiar islam tersebut. Ini sangat membantu musuh-musuh islam yang ingin menghancurkan islam, menjauhkan kaum muslimin dari syiar islam.. Tidakkah anda tahu?
Amalan yang anda contohkan,. Apakah semua amalan itu diajarkan oleh Rasulullah? Diamalkan oleh para sahabat,. sehingga anda dengan PEDE mengatakan itu semua adalah SYIAR-SYIAR ISLAM??
Jika anda meyakini itu semua adalah syiar islam, padahal Rasulullah tidak mengajarkannya, para sahabat tidak mengamalkannya, maka tipu daya iblis sudah berhasil menggerogoti diri anda, menganggap amalan bidah sebagai syiar islam.  Iblis gembira dalam hal ini. Sadarlah..
Kita sebagai umat muslim jangan terpancing…
Ma!u dong sama agama lain,,,
Sesama muslim kok mengolok-ngolok, sholawat nariyah dibilang syirik bidah.
Tanggapan :
Betul sekali, seharusnya umat islam yang memiliki pemahaman yang benar, yang menjadikan Rasulullah sebagai tauladan, jangan terpancing dengan amalan-amalan yang tidak ada perintahnya dari Rasulullah. Berusaha melakukan amalan-amalan yang diperintahkan oleh Rasulullah saja. Tidak melalakukan amalan-amalan yang dibuat-buat oleh orang-orang yang hidup jauh dari masa rasulullah.
Jangan kita meniru agama lain, yang melakukan amalan tanpa dalil , melakukan amalan dulu, baru cari-cari dalil, ini adalah mirip dengan orang nasrani.
Orang nasrani itu beramal tanpa ilmu, beramal tanpa dalil. Maka orang islam yang melakukan amalan tanpa dalil, amalan-amalan yang dibuat-buat oleh manusia, bukan amalan yang ada perintahnya dari Rasulullah, maka dia telah menyerupai orang nasrani dalam hal ini. Jadi siapa sih yang menyerupai yahudi dan nasrani??
Lucu kan jika anda menuduh kita sebagai antek yahudi, tapi sifat yahudi dan nasrani ada pada orang-orang yang melakukan amalan-amalan tanpa dalil tersebut
Dan parahnya lagi, dalam amalan tersebut bukan hanya bidah, tapi mengandung kesyirikan, sebagaimana yang ada dalam shalawat naariyah (naar artinya neraka, apakah ini shalawat yang mengajak kepada neraka?.., YA,.. jika melihat kandungan arti dari shalawat tersebut)
Pahamilah bahasa arab, jangan asal kata-katanya berbahasa arab, lantas menjadikan shalawat naariyah itu adalah kebaikan, pahami kandungan dari shalawat tersebut.
Malu dong dengan agama lain, kok pola pikirnya ditiru oleh para pelaku amalan bidah tersebut,. jadi yang harus merasa malu itu bukan saya, atau orang-orang yang berusaha meluruskan, menjelaskan tentang bahaya amalan bidah, tapi anda sendiri yang harus merasa malu, kenapa ikut pola pikir agama lain, dan secara tidak langsung telah membantu agama selain islam untuk menghancurkan ajaran islam dari dalam . Ini sangat menguntungkan musuh-musuh islam.
Saya masih percaya ulama jaman dulu,,,,,, daripada ente-ente ,,,,,
Mereka tuh sangat hati-hati tau mana yang syirik…
Tanggapan:
Anda percaya kepada ulama jaman dulu?
Siapa ulama jaman dulu yang anda maksudkan? tolong sebutkan namanya, biar kita bisa tahu, betul tidak ulama tersebut menyerukan kepada amalan-amalan bidah.
Siapakah ulamanya para ulama jaman dulu? Mereka adalah para sahabat. Tanpa melalui para sahabat mustahil ulama setelahnya paham ajaran islam. Dan mustahil islam bisa sampai ke indonesia tanpa melalui para sahabat.
Kita lebih percaya kepada para sahabat, demikian pula ulama-ulama jaman dulu,. kecuali ulama-ulama yang menyeru ditepi jurang neraka, ulama su’
Jadi, marilah kita kembali kepada pemahaman ulamanya para ulama, yaitu para sahabat. Anda percaya kepada ulama jaman dulu, tapi kenapa tidak percaya kepada para sahabat, padahal ulama dulu pun mengambil ilmu dari para sahabat.
Sahabat paling paham apa itu syirik,bidah, dan mereka sangat menjauhi kedua hal tersebut, karena mereka digembleng langsung oleh rasulullah. Dan ulama dulu yang mengikuti para sahabatpun melakukan hal yang sama, bukan membuat-buat amalan baru seperti shalawat naariyah dan yang semisalnya.
Sholawat nariyah juga sama dengan sholawat ke nabi …. apa bilang ??
Nabi ngga memerintahkan, itu modal ente kan,,,.
Tanggapan :
Mas, seandainya shalawat naariyah itu ada dalilnya, kita juga akan melakukan. Semua shalawat itu bisa dipakai dalam bacaan tasyahud ketika shalat. Beranikah anda membaca shalawat naariyah ketika tasyahud?
Kalau anda berani, wah, hebat sekali mas,.
Memang modal kita adalah nunggu dalil, baru kerjakan, jika tidak ada dalilnya maka tinggalkan, jangan dikerjakan,. mudah toh, gampang toh, simpel toh,. jangan memodifikasi ajaran islam deh, apalagi membuat-buat inofasi baru dalam beribadah, bikin-bikin shalawat,. ini adalah bentuk pelecehan terhadap ajaran islam yang benar.
Tidak berarti benar jika ada tokoh yang membuat-buat amalan tertentu,shalawat tertentu, lalu itu dianggap sebagai amalan ibadah.
Ikutlah khulafaurrosyidin setelah aku tidak ada ,,,,,,,,,,,, itu perintah nabi hadits nabi…
Sama hal nya Allah memerintah iblis untuk sujud ke nabi adam tapi iblis ngga mau karena itu sudah watak iblis yang sombong,,,,
Jadi kalo kita tidak mau ikut para khulafaurrosyidin sama halnya kita itu seperti iblis, yang sombong sesat..
Cari ilmu buat ngantam sana sini..

Tanggapan:
Kita disuruh mengikuti Rasulullah dan khulafaurrasyidin, jika kita mengaku mencintai Rasulullah, maka kita tinggal ikut saja.

Islam sudah sempurna, Allah sudah menyempurnakan islam ini, semua ajaran islam sudah disampaikan oleh rasulullah, tinggal ikuti apa-apa yang diajarkan, jangan mengerjakan amalan-amalan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah, sebab itu sama saja kita mengatakan bahwa ajaran islam belum sempurna, masih ada ajaran islam yang belum diajarkan oleh Rasulullah, diantaranya adalah shalawat naariyah,maulid, dll..

Ini sama saja menuduh rasulullah berkhianat, tidak menyampaikan ajaran tersebut.

Anda menganalogikan tentang perbuatan iblis yang tidak mau sujud, sebab iblis sombong,..

Tahukah anda, apa arti sombong? Sombong adalah Menolak kebenaran dan menyepelekan orang lain. 

Para tokoh pelaku amalan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah, mereka menolak kebenaran, bahkan menuduh dengan tuduhan yang jelek kepada orang yang mengingatkan bahaya amalan yang tidak ada contohnya tersebut,. lalu dikatakan ini untuk menghantam sana sini?

Silahkan lihat pembahasannya DISINI

Seharusnya mereka berpikir, jika merasa terhantam, silahkan introspeksi, apakah amalan yang dilakukan itu ada perintahnya dari rasulullah atau tidak, jika tidak ada perintahnya, sahabatpun tidak melakukannya, maka darimana amalan tersebut? Tentu dari orang yang terkena tipu daya iblis,.

Apakah masyarakat yang ikut-ikutan mengamalkan amalan tersebut kita sifati dengan pengikut iblis?? TIDAK,..  sebab kebanyakan dari mereka adalah cuma ikut-ikutan saja. TIDAK PAHAM dalil, dan sangat mungkin suatu saat nanti dia akan PAHAM DALIL dan bertaubat dari melakukan amalan-amalan tersebut.
Mudah-mudahan tanggapan ini bermanfaat buat komentator tersebut, dan pembaca semuanya.

Bonus video singkat yang bermanfaat untuk membuka wawasan anda supaya amalan anda tidak sia-sia, akan sampai kepada Allah, tidak seperti berkirim surat dengan alamat palsu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar